Seminar Mental Health Matters
“Breaking Stigma and Creating Change”
Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi, Angkatan 2018, Kelas 3 IKP1 pada hari Kamis (30/1/2020) mengadakan acara seminar Kesehatan Mental di Aula DR. Ir. Soekarno, Kampus UBK Kimia, Jakarta Pusat, dengan mengusung tema: “Breaking Stigma and Creating Change”. Acara yang dihadiri civitas akademika UBK dan mahasiswa dari kampus di Jakarta. Kegiatan ini dimaksudkan untuk media silaturahmi guna meningkatkan kepedulian terhadap kesehatan mental di kalangan mahasiswa dan masyarakat umum. Selain itu juga sebagai sarana untuk mengedukasi generasi muda. Demikian penjelasan dari Bung Ion Mahasiswa Semester III Prodi Ilmu Komunikasi. Dalam pidato sambutannya selaku Ketua Panitia Pelaksana juga Bung Ion, menyampaikan bahwa: “ Seminar kali ini berangkat dari kepedulian kami mengenai kesehatgan mental, kepedulian terhadap pengetahuan kesehatan mental itu sendiri, perlu kita pahami sejenak bersama bahwa kesehatan bukan hanya persoalan fisik atau jasmani saja, melainkan juga mental. Maka dari itu kita hadirkan seminar yang tidak biasa ini”.
Dalam pidato sambutan berikutnya, Dekan Fisip UBK, Frangky Roring, S. IP., M. Si., manyampaikan: “Dengan tingginya dinamika sosial di masyarakat banyak berakibat Mental Illness, kita perlu mengenal dan mampu mengatasi hal tersebut, bila terjadi pada orang sekililing kita, maupun ketika kita sendiri mengatasi tekanan-tekanan yang kita hadapi. Kedepan kita akan banyak mengadakan kegiatan yang lebih mengembangkan profesionalisme Ilmu Komunikasi”. Sedangkan Wakil Rektor III UBK, Rinaldi Agusta Fahlevie, SH., MH., menyampaikan dalm pidato sambutannya: “Terkait dengan kesehatan mental, berbagai problem generasi muda yang berhubungan dengan dunia mereka seputar pendidikan, khususnya mahasiswa. Terkadang merasa mendapat tekanan dalam pendidikan. Berbagai tugas kuliah belum lagi beban relasi diantara mereka, baik inerkasi sosial maupun hubungan kasih. Seringkali membuat mereka tertekan dan mendekati depresi. Sebagai mahasiswa sudah selayaknya memahami hal tersebut guina mengantisipasi dan menghindari penyakit mental. Sebagai contoh ekstrim adalah timbul penyakit mental bernama Bipolar. Dalam nkondisi ekstrim mereka bisa bertindak jauh, seperti bunuh diri. Diharapkan dengan kegiatan ini mahasiswa dapat memahami apa itu mental health matters yang berkembang di masyarakat”.
Meningkat pada acara inti yaitu sesi pemaparan dari para nara sumber, yang pertama adalah dari Renggi Ardiansyah, Mahasiswa Fisip UBK yang memaparkan pengalamannya yaitu: “Saya merasa memiliki kecemasan dan panic attack sudah sekitar 6 tahun yang lalu. Kemudian sempat merasa mental breakdown di tahun 2017 dalam circle family, sempat ada niatan untuk self suicide pada tahun itu. Kemudian seiring berjalannya waktu saya kembali mengalami mental breakdown di awal tahun 2019 akibat toxic relationship dengan pasangan yang membuat saya tidak bisa mengendalikan emosional dan perasaan sampai melakukan self harm (melukai diri sendiri). Pada Oktober 2019 barulah saya meyakinkan diri untuk datang ke Psikiater, kemudian dokter mendiagnosa saya memiliki GAD (Generalize Anxiety Disorder) oleh dokter. GAD adalah gangguan kecemasan yang disertai rasa panik dan gangguan fisik juga. Awal Desember 2019 di diganosa BPD (Borderline Personality Disorder) oleh dokter. Awal Januari 2020 saya kembali di diagnose oleh dokter yaitu Bipolar Disorder (BPD) yaitu gangguan mental yang disertai dengan perubahan suasana hati atau mood yang begitu cepat dan ekstrim”.
Narasumber kedua adalah Putri Indonesia Jambi tahun 2019, Offie Dwi Natalia, M. Psi., CGA., yang menjelaskan secara Biologis dan Penyebab Psikologis Metal Helath Matters dan apa yang mesti kita lakukan ? Offie Dwi Natslia menjelaskan bahwa penyebab Biologis ada 3 yaitu: 1) Kondisi Otak seperti Cidera (kecelakaan), Keturunan (Bawaan); 2) Napza yaitu pengaruh narkotika psikotropika zat adiktif; 3) Nutrisi berkaitan dengan asupan dan pola hidup. Sedangkan Penyebab Psikologi ada 3 yaitu: 1) Traumatik seperti pelecehan, kekerasan, bullying; 2) Kehilangan seperti meninggal, putus (berduka, marah, sedih, kesepian); dan 3) Lingkungan Sosial yaitu interaksi sosial, rendah diri, kecerdasan emosional rendah.
Dalam paparan selanjutkan disampaikan What Should We Do ? 1) Pola Hidup Sehat yaitu dengan mengurangi Caffeine dan gula, asupan makanan bergizi, dan “tidur cukup”; 2) Teknik 4-7-8 yaitu Teknik Pernapasan 1 hari 2 kali (pagi dan malam); 3) Love Your Self yaitu Cintai diri anda, memaafkan kesalahan; 4) Kegiatan yang disukai seperti menulis/melukis/olah raga/musik; 5) Tingkatkan Empati yaitu rasa peduli dengan orang lain, become the best support system. Demikian penjelasan dari Putri Indonesia Jambi.
Narasumber terakhir adalah Delfitria dari Program Director DWI (Depression Warriors Indonesia) yang menyampaikan: “Memberikan perhatian dengan mempromosikan kesehatan mental posistif dan strategi untuk menguatkan faktor perlindungan untuk meningkatkan kesejahteraan sosial dan well being kualitias hidup dari populasi secara general”. Selesai pemaparan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab oleh peserta kepada para narasumber yang dipandu moderator Dina Sudarmika, S. Sos., M. IKom. (Akadmisi Fisip UBK). acara diakhiri dengan foto bersama dan penyerahan cendera mata berupa plakat.