ArsBinar #02 - Fakultas Teknik



"Semangat Bung Karno Dalam Arsitektur Nusantara"

Program Studi Arsitektur dan Himpunan Mahasiswa Arsitektur UBK dalam rangka merayakan Bulan Juni sebagai Bulan Bung Karno khususnya dalam rangka memperingati Hari Lahir Proklamator Kemerdekaan Bangsa Indonesia pada tanggal 6 Juni 1901 menyelenggarakan ArsBinar #02 (Arsitektur Bincang Daring) dengan tema Semangat Bung Karno Dalam Arsitektur Nusantara, dalam bentuk sarahsehan Daring dengan menghadirkan narasumber Ir. ST. Trikariastoto, MT., dan Dr. Ir. Sudarmawan Juwono, MT., yang dimoderatori oleh Ketty Andayani, ST., MT., pada hari Minggu, (7/6/2020) dan sebagai Host adalah Abdullah Ali, ST., MT.

Dalam pidato sambutannya Ketua Prgram Studi Arsitektur, Ir. Dwi Aryani, M. Si., menyampaikan: “Maksud dari Arsitek Bincang Daring, merupakan “forum virtual” antara dosen dan mahasiswa dengan para ahli, maupun masyarakat umum yang diundang untuk membahas isu-isu strategis dalam bidang arsitektur khususnya kajian mendalam tentang Arsitektur Nusantara dan juga dalam merespon situasi dan kondisi saat ini. Tujuan dari Arsitektur Bincang Daring, sebagai wujud Tri Dharma Perguruan Tinggi, Mewujudkan visi-misi Program Studi Arsitektur dan merupakan bagian dari pendidikan publik.”

Narasumber pada sesi pertama memaparkan makalahnya adalah Dr. Ir. Sudarmawan Juwono., MT., dengan judul: “Spirit atau Konsep Arsitektur Soekarno ? Suatu Eksplorasi Arsitektur Nusantara”. Dalam paparan kepada peserta yang dihadiri 200 peserta baik dari mahasiswa, alumni dan masyarakat pecinta arsitektur lebih lanjut Dr. Darmawan menjelaskan Arsitektur Nusantara adalah tradisi dan teknologi perencanaan dan perancangan lingkungan binaan yang mengakomodasi kebutuhan lingkungan dengan memperhatikan local genius dan melahirkan genius loci. Ciri-cirinya adalah memiliki nilai praktis refleksi kecerdasan ekologis, memiliki kecerdasan budaya dan spiritual dan memiliki kecerdasan sosial ekonomi, kemudian dari aspke dimensi Soekarno yaitu sebagai negarawan, politikus, filosof, seniman dan arsitek. Perjalanan kearsitekturan Soekarno dipengaruhi dan mempengaruhi alam pikir Nusantara, Arsitektur Indies dan Arsitektur Modern. Sedangkan relevansi dengan Ajaran Bung karno adalah semangat kemandirian (kedaultan ekonomi), kerakyatan (anti-eksploitasi dan menegakkan keadilan), kebangsaan, kebuudayaan dan keTuhanan dimana manusia sebagai bagian dari alam semesta ciptaan Tuhan, Spirit pelestarian lingkungan keberlanjutan antar generasi dan semangat memberdayakan.

Sesi kedua adalah pemaparan dari narasumber Ir. ST. Trikariastoto, MT., yang mebawakan makalah berjudul: “Wacana Bung Karno Tentang Arsitektur Nusantara”. Dalam paparan lebih lanjut dijelaskan bahwa Ir. Soekarno lulusan THS Bandung 1925 bidang ilmu bangunan (arsitektur) yang terjun ke dunia politik dan pergerakan kebangsaan. Sempat bekerja di Biro Konsultan milik CP. Wolf Schoemaker, dosennya di THS. Namun lebih memilih pergertakan kebangsaan dan politik. Pemikiran arsitekturnya mewarnai kiprah kepemimpinanya sebagai Presiden RI Pertama dan membangun nasionalisme/kebangsaan. Diasingkan diberbagai tempat dan justru menjadi bagian penting dalam proses merumuskan pemikirannya tentang Indonesia. Setelah Indonesia mendapatkan hak kemerdekaan penuh, Jakarta menjadi “panggung” nya melalui kekuasaan dan arsitektur. Lebih jauh dijelaskan lagi tentang Dekolonialisme pada Kota Jakarta yaitu Jakarta dibangun sebagai kota modern meninggalkan masa lalunya., Mengubah legitimasi pusat kota Waterlooplein (alun-alun pusat kota Batavia Baru di Weltervreden dan tempat Istana Gubernur Jenderal Hindia Belanda) menjadi Lapangan Banteng dan meletakkan Monumen Pembebasan Irian Barat., dan memindahkan/menggeser pusat kota (alun-alun) ke tempat lain yaitu di Koningsplein, dan menegaskan hadirnya NKRI dengan simbolisme MONAS. Selanjutnya acara masuk pada sesi tanya jawab yang diikuti dengan semangat dari peserta dengan pertanyaan-pertanyaan yang konstruktif. Dalam kesempatan akhir acara Dekan Fakultas Teknik, Ir. Budiarjono., M. Si., menyampaikan: “Arsitek Bincang Daring ini adalah bentuk ikhtiar pada kondisi saat ini, sekaligus menjadi pemanasan awal kami untuk terus berhikmad pada Universitas Bung Karno dan masa depan generasi Soekarno Muda yang harus disiapkan, agar dapat bertarung dalam kondisi dan situasi apapun. Besar harapan dukungan penuh dari semua pihak, sehingga kegiatan ini dapat berjalan sesuai yang diharapkan. Acara ditutup dengan doa dan foto bersama.