Kerja Sama - UBK & PARADES
Tingkatkan Kualitas Masyarakat Desa dari Sektor Pendidikan, UBK dan Parade Nusantara Berkolaborasih
Dari 267 Juta warga Indonesia, 68% dari jumlah tersebut merupakan masyarakat yang tinggal dan hidup di desa. Bisa dikatakan masyarakat desa merupakan sebagai stake-holder terbesar atau mayoritas di Indonesia.
Karena itulah Universitas Bung Karno (UBK) menaruh perhatian yang besar bagi peningkatan kualitas masyarakat desa melalui bidang Pendidikan.
” Bekerja sama dengan Persatuan Rakyat Desa Nusantara (Parade Nusantara) yang dikukuhkan dalam sebuah nota kesepahaman atay Memorandum Of Understanding (MOU), UBK berkolaborasi dalam bidang Pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia aparatur desa.
MOU ditandatangani di di Aula Kampus UBK Pegangsaan pada Jumat (10/9/2021) antara Rektor UBK, Dr. Didik Suharyanto SH., MH., dengan Ketua Umum Parade Nusantara, Sudir Santoso. Penandatangan MOU ini disaksikan langsung oleh Ketua Yayasan Pendidikan Soekarno, M. Marhaendra Putra SH., MH.
"Baik dalam bidang penelitian akademi dan pengembangan masyarakat, hingga pengabdian dan pendampingan masyarakat dengan melibatkan seluruh komponen kampus UBK maupun di desa itu sendiri," kata Didik Suharyanto, Rektor UBK di lokasi.
Mahendra Putra mengapresiasi kolaborasi tersebut. Dia menilai sumbangsih UBK pada bangsa sesuai dengan Tridharma Perguruan Tinggi UBK. "Saya sangat menyambut baik atas terjalinnya kerjasama ini. Besar harapan saya terhadap kerjasama ini agar membangun Indonesia lebih tepat sasaran,"
"Terlebih dalam pembukaan UUD (Undang-Undang Dasar) 45 termaktub sebuah amanah yaitu mencerdaskan kehidupan berbangsa," Sebagaimana dikatakan Mahendra, yang merupakan putra kedua almarhumah Rachmawati Soekarno Putri ini. Dia menegaskan, UBK dan Yayasan Pendidikan Soekarno senantiasa berkomitmen mengajarkan ajaran-ajaran Bung Karno. Satu di antaranya, mengenai ide dan gagasan nasional pendirian bangsa Indonesia.
"Karena menurut cita-cita pendiri bangsa, dari desa muncul semua ide dan gagasan nasional yang mendasari pendirian bangsa," ucapnya. "Desa itu kualitas, tak ada materialistis, tak terpengaruh kota-kota. Di desa lah selalu mengutamakan gotong royong," sambungnya.
Pada kesempatan yang sama, Sudir Santoso mengatakan, hari Penandatanganan MOU kerja sama ini merupakan hari bersejarah. "Tentu ini bisa memberikan jalan yang lebar seperti cita-cita Bung Karno sendiri, desa harus berdikari secara ekonomi, berdaulat dalam politik dan berkepribadian dalam budaya," ucapnya. Sudir mengatakan, masyarakat desa pada hakikatnya sebagai pemegang saham terbesar di Indonesia.
"Tercatat 267 juta warga Indonesia, 68 persennya merupakan warga desa, tapi desa tak lepas dari stigma keterbelakangan dan kebodohan," tuturnya. "Karenanya kami sangat bangga menyambut adanya kerjasama ini desa sangat membutuhkan pengetahuan-pengetahuan akan berefek positif bagi desa itu sendiri tanpa mengubah karakternya," lanjut dia.