Bedah Buku “Merahnya Ajaran Bung Karno: Narasi Pembebasan Ala Indonesia”
Universitas Bung Karno bersama Badan Pembinaan dan Pengembangan Ajaran Bung Karno (BPP-ABK) menyelenggarakan acara Bedah Buku Merahnya Ajaran Bung Karno: Narasi Pembebasan Ala Indonesia yang bertempat di Aula Fatmawati, Kampus Kimia, Universitas Bung Karno pada hari Senin (10/6/2024).
Pada acara Bedah Buku kali ini mengadirkan sang penulis buku Merahnya Ajaran Bung Karno: Narasi Pembebasan Ala Indonesia, Airlangga Pribadi Kusman, serta Ketua Badan Pembinaan dan Pengembangan Ajaran Bung Karno, bapak M. Marhaendra Putra, S.H., M.H. Selain itu juga hadir pula bapak Yana Priyatna, S.Pd., M.Pd., selaku Dosen Ajaran Bung Karno sebagai penanggap 1 dan juga bapak Eko Suryo Santjojo, S.H., M.H., selaku Dosen Pascasarjana Universitas Bung Karno sebagai penanggap 2, serta bapak Salomon A. M. Babys, S.IP., M.Si., yang bertindak sebagai moderator dalam acara ini.
Dalam sambutannya, bapak M. Marhaendra Putra, S.H., M.H., memberikan apresiasi serta mengaku kagum dengan buku yang ditulis oleh Airlangga Pribadi Kusman karena sangat sesuai dengan Ajaran Bung Karno, “Saya sangat kagum dengan bung Airlangga ini, sebab apa yang dirinya tuangkan dalam buku ini sangat sesuai dengan apa yang ada dalam Ajaran Bung karno”, ujarnya. Selain itu di akhir sambutan, dirinya minta agar para soekarno muda untuk terus belajar dan mengenal lebih banyak tentang Ajaran Bung Karno.
Pada acara inti yaitu Bedah Buku Merahnya Ajaran Bung Karno: Narasi Pembebasan Ala Indonesia sang penulis buku, Airlangga Pribadi Kusman mengatakan “Marhaenisme sebagai alat perjuangan dan bisa menjadi peta jalan, dan dari sinilah masyarakat yang mengalami penindasan bisa disatukan dengan nasionalisme.” Pria yang disapa bung Airlangga ini pun mengatakan bahwa menurutnya Ajaran Bung Karno saat ini lebih relevan dari pada saat Bung Karno masih hidup.
Dalam berikutnya bapak Yana Priyatna, S.Pd., M.Pd., dan Eko Suryo Santjojo, S.H., M.H., memberikan tanggapannya tentang buku ini. “Ini sebuah buku yang luar biasa, tidak mudah membuat buku setebal ini ditambah lagi dengan referensi yang begitu luas, bukan cuma dari Indonesia tetapi dari luar negeri juga,” ujar Yana Priyatna. Tidak berbeda jauh dengan penanggap 1, bapak Eko Suryo Santjojo kagum dengan buku ini namun dirinya menambahkan ingin menggandeng “Gen Z” untuk lebih mengenal Marhaenisme dan Ajaran Bung Karno. “Banyak teman-teman Gen Z yang tidak tahu Marhaenisme itu. Ini tugas kita untuk mengisi dan memberikan tuntunan agar mereka tahu dan bisa menjalankan tujuan dari Marhaenisme itu,” pungkas bapak Eko Suryo Santjojo.
Banyak yang begitu antusias dalam bedah buku kali ini, tidak hanya mahasiswa Universitas Bung Karno saja yang hadir tetapi juga para peserta dari kampus lain dan juga aktivis Marhaenisme juga ikut datang untuk menyaksikan. Tidak ketinggalan pula, sesi foto bersama, pemberian cendera mata dari UBK kepada Bung Airlangga serta sesi tanda tangan kepada buku Merahnya Ajaran Bung Karno: Narasi Pembebasan Ala Indonesia dari sang penulis.